Lompat ke isi

Zeno dari Elea

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Zeno dari Elea
Zeno menunjukkan Gerbang menuju Kebenaran dan Kepalsuan (Veritas et Falsitas). Fresco di dalam Perpustakaan El Escorial, Madrid.
Lahirkr. 495 SM
Elea
Meninggalkr. 430 SM (usia sekira 65 tahun)
Elea atau Sirakusa, Sisilia
EraFilsafat pra-Sokrates
KawasanFilsafat Barat
AliranAliran Eleatik
Minat utama
Metafisika, Ontologi
Gagasan penting
Paradoks Zeno
Dipengaruhi

Zeno dari Elea (pengucapan: /ˈziːnoʊ əv ˈɛliə/, Yunani: Ζήνων ὁ Ἐλεάτης) (ca 495-430 SM[1]) adalah filsuf pra-Sokrates dari Yunani Besar dan anggota aliran Eleatik yang didirikan oleh Parmenides. Aristoteles menyebutnya sebagai penemu dialektik.[2] Dia sangat dikenal melalui karyanya, Paradoks, yang digambarkan oleh Bertrand Russell sebagai "teramat tajam dan mendalam".[3]

Kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Sedikit yang diketahui mengenai kehidupan Zeno. Kendati ditulis pada hampir satu abad setelah berpulangnya Zeno, sumber pokok informasi riwayat hidup Zeno adalah karya Plato berjudul Parmenides[4] dan dia juga disebutkan di dalam karya Aristoteles yang berjudul Fisika.[5] Di dalam dialog Parmenides, Plato menggambarkan sebuah kunjungan ke Athena yang ditempuh Zeno dan Parmenides, ketika Parmenides berusia "kira-kira 65 tahun", Zeno berusia "hampir 40 tahun", dan Sokrates ialah "seorang pria yang masih belia".[6] Misalkan usia Socrates sekira 20 tahun dan kelahiran Sokrates adalah pada 469 SM, maka kelahiran Zeno kira-pira pada 490 SM. Plato berkata bahwa Zeno "berpostur tinggi-sedang untuk dilihat" dan "pada masa-masa mudanya ... dilaporkan disukai oleh Parmenides".[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Zeno of Elea - Greek philosopher and mathematician (dalam bahasa Inggris). 
  2. ^ Diogenes Laertius 8.57 dan 9.25.
  3. ^ Russell (1996 [1903]), hal. 347: "In this capricious world nothing is more capricious than posthumous fame. One of the most notable victims of posterity's lack of judgement is the Eleatic Zeno. Having invented four arguments all immeasurably subtle and profound, the grossness of subsequent philosophers pronounced him to be a mere ingenious juggler, and his arguments to be one and all sophisms. After two thousand years of continual refutation, these sophisms were reinstated, and made the foundation of a mathematical renaissance..."
  4. ^ Plato (kr. 380–367 SM). Parmenides, dialihbahasakan oleh Benjamin Jowett. Internet Classics Archive.
  5. ^ Aristoteles (kr. pertengahan abad ke-4 SM), Fisika 233a dan 239b.
  6. ^ a b Plato, Parmenides 127b–e.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. Plato's Parmenides.
  2. Aristotle's Physics.
  3. Diogenes Laertius' Lives of Eminent Philosophers Diarsipkan 2010-12-12 di Wayback Machine..